TITLE : Happy Birthday My Donghae !!
GENRE : brotherhood
CAST : Lee HyukJae and Lee Donghae
LENGTH : one shot
AUTHOR : Nur Azizah
POV : Lee HyukJae *full*
~ PLEASE ENJOY!! DON'T COPY IT!! terima saran dan kritik yang membangun.~
*SUATU SORE*
kulangkahkan kaki ke sebuah tempat yang sudah kudatangi sejak 15 tahun lalu. sebuah kue berlilinkan seratus batang ditanganku.
*flashback on*
"hyung, ayo kita main ayunan disana!" kata donghae, adikku.
"jangan lari-lari. nanti kau jatuh" kataku.
donghae adikku yang hanya berbeda dua tahun denganku. adik satu-satunya yang kupunya.
"ayo hyung, dorong yang kencang! aku ingin terbang kelangit!" kata donghae senang.
"tapi pegang yang kencang ya. aku tidak mau disalahkan eomma karna kau jatuh." kataku memperingatinya.
kulihat donghae mengangguk disertai senyuman malaikatnya. ku dorong ia agak kencang.
"wiii, liat hyung, aku hampir mencapai langit!!" katanya senang.
"hyung, ulangtahun nanti aku ingin hadiah spesial darimu" kata donghae sehari sebelum hari ulangtahunnya.
"kau mau apa?" tanyaku.
"aku ingin ada seratus lilin diatas kue ulangtahunku besok" kata donghae meminta.
"aahh, lilin ulangtahun itu mahal! kau ini minta yang aneh-aneh saja. satu saja kan cukup" kataku.
"satu lilin itu seperti satu tahun untukku. aku ingin hidup seratus tahun jadi aku mau ada 100 lilin." katanya.
"kau ini baru tujuh tahun! permintaanmu aneh" kataku.
"ayolah hyung, aku juga akan memberimu seratus lilin di ulangtahunmu nanti. supaya kita bisa terus bersama." kata donghae.
"ah, baiklah." janjiku.
**
"untuk apa hyukjae kau meminta uang sebanyak itu?" tanya eomma.
"untuk membeli hadiah untuk donghae" jawabku memelas.
"kau tau kan kita tidak punya banyak uang untuk membeli hadiah. sudahlah, tidak usah kau manjakan adikmu itu." kata eomma.
aku tau eomma pasti tidak akan memberi uang. aku kembali ke kamarku, mencari beberapa lembar uang. donghae sedang tidak ada dirumah, ia sedang bermain dengan teman-temannya.
"sepertinya uang tabunganku masih ada" kataku sambil mencari-cari dirak buku.
"ah, ini dia." kataku.
aku buka kaleng uangku yang tersembunyi diantara tumpukan buku.
"ah, hanya 500 won. apa ini cukup?" batinku.
aku langsung pergi ke toko dekat rumah.
"noona, bisakah aku membeli seratus lilin ulangtahun dengan uang ini?" tanyaku pada noona penjaga toko sambil menyodorkan uangku.
"mianhae, tapi uangmu tidak cukup. ini hanya cukup untuk 10 lilin saja." kata noona itu.
"ah, ayolah noona. aku mohon." pintaku pada noona itu.
"mianhae adik kecil, aku tidak bisa. ini.." katanya sambil menyerahkan sebungkus lilin sejumlah 10 batang.
"ah, gamsahamnida noona." kataku sedih.
aku akhirnya pulang dengan kecewa.
"mianhae donghae, aku tidak bisa memberimu 100 lilin tahun ini. tapi suatu saat nanti, aku pasti akan memenuhi janjiku." batinku menatap 10 lilin ditanganku.
*keesokan harinya, 15 oktober*
"hyung, hari ini aku akan ada pertandingan sepakbola. kau bisa datang melihatku?" tanya donghae padaku sambil memelas.
"ah, aku tidak bisa. aku kan harus membantu eomma membuat kue untuk dijual nanti." kataku.
kulihat raut mukanya berubah murung.
"donghae-ah, kau ingat kan ini hari ulangtahunmu? aku membantu eomma supaya kita bisa merayakan ulangtahunmu sore ini. aku pasti tidak boleh keluar main sebelum membantu eomma." kataku.
"ah, mianhae hyung. aku tau, tapi sore nanti kau akan membawa 100 lilinku kan?" tanya donghae.
"i..iya donghae, tenang saja." kataku bohong.
"baiklah, sampai ketemu nanti sore ditaman yah hyung. aku sangat sayang padamu!" kata donghae tersenyum lalu meninggalkan kecupan hangat dikeningku.
lalu donghae pergi. aku masih mematung didepan rumah, masih terasa bekas kecupan tadi dikeningku. rasanya aku ingin menangis mengingat aku tidak bisa memenuhi janjiku padanya tahun ini.
"capeknya ~~" kataku melepas lelah.
"yaa hyukjae, ini." kata eomma sambil menyerahkan kotak kecil putih berukuran 15x15 cm.
"apa ini eomma?" tanyaku sambil mengambil kotak putih itu.
"ini kue untuk donghae, eomma baru saja membelinya siang ini." kata eomma.
"eomma~~ gomawo~" kataku sambil menitikkan airmata lalu memeluknya.
"yaa hyukjae, kenapa kau yang menangis? bukankah yang ulangtahun donghae?" tanya eomma ku bingung melihatku menangis.
"aniyo, aku jadi bisa melihatnya tertawa senang hari ini eomma. gamsahamnida eomma. saranghae." kataku mempererat pelukanku.
"sudah sudah, cepat pergi sana. kalian janjian ditaman kan?" kata eomma mengingatkan.
"ah nae eomma, gomawo" kataku lalu mencium pipi eommaku.
aku pun bergegas ke taman, dengan membawa kotak kecil berisikan kue coklat dan sebungkus lilin.
"donghae pasti akan senang sekali." batinku.
aku masih berjalan setengah berlari karna sudah sore. tak lama kemudian, aku pun sampai. aku duduk dibangku taman dibawah pohon.
aku segera mempersiapkan kue dan lilin ulangtahunnya.
aku sebarkan pandanganku ke sekeliling taman. belum ada sosok donghae ditaman itu.
lalu aku alihkan pandanganku ke sebrang jalan.
"ah, itu donghae." batinku.
"donghae-ah !!!" teriakku memanggil namanya.
donghae pun menyeringai senyum disebrang sana.
"ayo cepat! ini kue ulangtahunmu!" kataku sambil menunjukkan kue ulangtahunnya.
kulihat donghae tertawa senang, terkejut atas apa yang kutunjukkan tadi.
donghae pun langsung berlari ke jalan penyebrangan.
aku pun menyalakan lilin ulangtahun yang sedari tadi aku biarkan.
"awas!!!!" teriak seseorang.
BRAKK!
aku menoleh mendengar suara tabrakan itu.
"hey, ada apa?" tanya seorang laki-laki didepanku.
"ada seseorang tertabrak mobil!" jawab seorang wanita.
lilin yang baru saja aku nyalakan seketika padam.
"seorang anak kecil tertabrak! cepat panggil ambulans!" teriak seseorang.
"donghae-ah" batinku cemas.
aku langsung berlari menuju tempat kejadian tabrakan tadi.
"maaf, permisi! aku mau lewat!" kataku sambil berusaha menyelip diantara orang dewasa yang berkerumun ditengah jalan.
aku shock melihat pemandangan itu. hatiku hancur, seolah kebahagiaanku direnggut paksa dariku.
"donghae-ah ~~" kataku bersimpuh disamping tubuh kecil bersimbah darah.
aku menangis, kupeluk tubuh yang hanya berbeda dua tahun dariku.
"hyung ~~ " katanya lirih ditengah ketidaksadarannya.
"kau tidak usah bicara dulu, kumohon. tolong cepat panggil ambulans!" teriakku pada orang-orang yang mengerumuni kami.
"go..ma..wo.. hyung. kau.. sudah.. mem.. be..li..kan..ku.. kue.." katanya lemah.
aku menangis terus menangis.
"kumohon donghae.. bertahanlah" pintaku pada donghae.
"kau.. bawa.. se..ra..tus.. lilin.. kan, hyung?" tanyanya.
"mianhae donghae.. aku tidak membawanya. aku.. hanya punya sepuluh.." kataku sambil menangis sesenggukkan.
"ah, gwenchana.. hyung. setidak..nya.. kau.. punya.. lilin.. mele..bihi.. umurku.." kata donghae terbatuk-batuk.
mulutnya mengeluarkan darah, nafasnya tersengal-sengal. aku dapat merasakan detak jantungnya.
"sudah, sebentar lagi ambulans datang. kau harus kuat donghae!!" kataku.
aku masih menangis, berharap donghae dapat selamat.
"minggir-minggir!" kata seorang petugas ambulans.
donghae kemudian dibopong, diletakkan tubuhnya diatas tempat tidur darurat didalam mobil ambulans. aku langsung ikut masuk kedalam mobil. ingin terus bersamanya hingga ia sadar dan tersenyum padaku lagi.
"bertahanlah donghae, kau pasti akan sembuh" kataku menguatkannya.
aku genggam tangan donghae yang berlumur darah segar.
ambulans kini berlari mengejar waktu ditengah ramainya kota sore itu.
"hyung.. aku.. bahagia.. memiliki.. kakak.. seperti..mu.. bantu.. aku.. ter..bang.. ke.. langit.. lagi.. yah?" kata donghae.
"ani.. aniyo.. donghae!! kau harus sembuh! kau harus melihat kue itu!" kataku masih menangis.
"go..ma..wo.. hyung.." kata donghae lalu tersenyum.
genggaman tangannya melemah. matanya menutup perlahan.
"donghae! donghae! bangun! mianhae!! bangun donghae!!" seketika ku teriakkan nama itu.
namun kali ini, donghae tidak menjawab.
kata terakhirnya, senyum terakhirnya..
*flashback end*
"kau sekarang bahagia donghae? kau sudah mencapai langit dan berada disana." kataku pada sebuah batu bernamakan lee donghae diatasnya.
ku tatap langit biru dan sekelebat terbayang senyum terakhirnya hari itu.
tepat hari ini 15 oktober, setiap tahun aku meninggalkan kue berlilinkan seratus batang di atas makam adik tercintaku.
"mianhae donghae, aku bukan kakak yang baik untukmu. aku mengingkari janjiku padamu." kataku.
aku tak kuasa menahannya, air mataku mulai jatuh satu persatu.
"happy birthday lee donghae, adikku tercinta."
***THE END***